Rabu, 30 Januari 2013

evaluasi pembelajaran : penggunaan hasil penilaian bahasa indonesia



PENILAIAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR
A.      Penilaian Proses dan Penilaian Hasil dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar
Penilaian dalam pembelajaran bahasa Indonesia sama dengan penilaian mata pelajaran lain, meliputi 3 ruang lingkup, yaitu:
  1. Penilaian program pengajaran ( penilaian terhadap tujuan, isi program, dan strategi pengajaran );
  2. Penilaian proses pengajaran ( kesesuaian antara rencana dan PBM ); kesiapan guru dalam melaksanakan PBM; kesiapan siswa mengikuti PBM; minat dan perhatian siswa; keaktifan dan partisipasi siswa; peranan BP terhadap siswa yang memerlukan; interaksi komonikasi yang terjadi dikelas; pemberian penguatan; pemberian tugas);
  3. Penilaian hasil pengajaran penguasaan siswa terhadap tujuan yang direncanakan.
Melalui pembacaan, pengkajian secara individu atau kelompok ( dengan memanfaatkan CAI dan atau VCD ) dan pemahaman materi subunit ini, diharapkan memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai penilaian proses dan  penilaian hasil pembelajaran bahasa Indonesia SD serta dapat mengaplikasikannya dalam melaksanakan tugas sebagai guru.
Penilaian Proses dan Penilaian Hasil Pembelajaran Bahasa Indonesia SD
Salah satu ciri KBK adalah adanya system penilaian acaun kriteria dan standar pencapaian yang diterapkan secara konsisten. Untuk itu, dalam menerapkan standar kompetensi guru harus mengembangkan penilaian otentik berkelanjutan yang menjamin pencapaian dan penguasaan kompetensi yang diwujudkan dalam penilaian berbasis kelas. Penilaian berbasis kelas merupakan proses pengumpulan dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa dengan mengindentifikasikan pencapaian kompetensi dan hasil belajar yang jelas standarnya dan disertai peta kemampuan belajar secara terpadu dengan PBM. Penialain dilakukan melalui Portofolio, produk, proyek, kinerja, atau tes. Dalam Depdiknas  ( 2005 ) bahwa penilaian otentik memiliki beberapa syarat, yaitu:
1.      Proses penilaian harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran.
2.      Penilaian harus mencerminkan masalah dunia nyata.
3.      Penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metode, dan kriteria yang sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar.
4.      Penialain harus bersifat holistik, mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran.
Menurut Suparman ( 2001 ), penilaian kelas yang tersusun secara terencana dan sistematis oleh guru memiliki beberapa fungsi, yaitu motivasi, fungsi belajar tuntas, fungsi efektifitas, dan fungsi umpan balik.
Tujun penilaian menurut Sudjiono ( 2005 ), adalah:
  1. Untuk memberikan informasi kemajuan hasil belajar siswa secara individu dalam mencapai tujuan sesuai dengan kegiatan belajar yang dilakukan.
  2.  Informasi yang dapat digunakan untuk membina kegiatan belajar mengajar lebih lanjut; informasi yang dapat digunakan oleh guru untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa.
  3. Memberikan motivasi belajar siswa, mengimformasikan kemauannya agar teransang untuk melakukan usaha perbaikan.
  4. Memberi informasi tentang semua aspek kemajuan siswa.
  5.  Member bimbingan yang tepat untuk memilih sekolah atau jabatan sesuai dengan keterampilan, minat, dan kemampuannya.
Untuk dapat melaksanakan penilaian pembelajaran bahasa Indonesia dengan baik, perlu juga diketahui prinsipnya. Secara umum penilaian harus:
1.      Menyeluruh, artinya penilaian menyangkut seluruh aspek yang dimiliki siswa, yaitu pengetahuan, sikap, serta keterampilan berbahasa Indonesia sesuai dengan tujuan pembelajaran bahasa Indonesia.
2.      Berkesinambungan, artinya penilaian dilakukan secara berencana, bertahap, dan terus menerus, berencana artinya sejak menyusun rencana penyajian sudah dipikirkan cara dan jemisnya. Bertahap artinya penilaian dilaksanakan sesuai dengan tahapan penyajian materi pembelajaran sebagaimana disusun dalam unit-unit program. Terus-menerus artinya penilaian dilaksanakan setiap penyajian unit pelajaran ( di awal, dalam proses, dan di akhir ) tes formatif/blok, tes sumatif/semester, sampai pada akhir jenjang pendidikan.
3.      Bermakna, artinya hasil penilaian itu harus bermakna, baik ditinjau dari segi guru, siswa maupun program pengajaran.
4.      Berorientasi pada tujuan, artinya evaluasi disusun dan disesuaikan dengan tujuan pengajaran bahasa Indonesia yakni standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indicator, serta isi, ruang lingkup sajian materi yang diberikan dalam kegiatan belajar-mengajar.
5.      Objektif, artinya penialian harus menghindarkan diri dari unsur-unsur yang bersifat subjektif sehingga hasil evaluasi dapat menggambarkan aspek-aspek yang sebenarnya diukur.
6.      Terbuka, artinya hasil penilaian dapat diketahui oleh semua pihak, siswa, orang tua, dan masyarakat boleh mengetahui hasil evaluasi.
7.      Kesesuaian, artinya evaluasi harus sesuai dengan pendekatan kegiatan belajar bahasa Indonesia, yaitu pendekatan komunikatif, integratif, tematik, CBSA, dan pendekatan keterampilan proses.
8.      Bersifat mendidik, artinya hasil penilaian dapat digunakan untuk membimbing dan memberi dorongan kepada siswa untuk lebih meningkatkan prestasi belajar.
Dalam penilaian pembelajaran bahasa Indonesia, penilaian yang dilakukan harus meliputi penilaian hasil belajar bahasa Indonesia dan penilaian proses belajar bahasa Indonesia. Penilaian hasil belajar bahasa Indonesia dapat diperoleh dengan menggunakan evaluasi berupa tes dan nontes. Alat tes berupa soal-soal dan alat nontes berupa tugas-tugas yang diberikan. Evaluasi proses belajar bahasa Indonesia dapat dilakukan dengan observasi, kuesioner, dan sebagainya. Dinyatakan oleh Munandir ( 1997 ) untuk mengetahui apakah tujuan atau kompetensi yang dikehendaki sudah dikuasai siswa atau belum, dan seberapa besar tingkat penguasaan tersebut, diperlukan pengukuran dan penilaian. Pada praktiknya ada beberapa istilah yang digunakan untuk pengukuran  dan penilaian, yaitu: pengukuran, tes, penilaian/evaluasi, dan pengambilan keputusan. Pengukuran adalah suatu kegiatan untuk mendapatkan informasi secara kuantitatif, salah satu alat ukurnya berupa tes hasil pengukurannya disebut skor. Penilaian/evaluasi adalah kegiatan untuk mengetahui apakah suatu program telah berhasil atau belum, mengartikan skor yang diperoleh melalui pengukuran dengan cara membandingkan skor yang diperoleh siswa, mengkaji hasil perbandingan itu, lalu menyimpulkan: memuaskan atau tidak, baik atau tidak, lulus atau tidak, dan seterusnya.
Contoh penilaian proses pembelajaran bahasa Indonesia
Mata pelajaran : bahasa Indonesia
Kelas/semester            : II/I SD
Standar kompetensi    : membaca (pemulaan)
Kompetensi dasar        : mampu membaca huruf dan kata
Indicator                      : dapat membaca dengan lafal yang tepat
Tema                            : pengalaman
Subtema                       : pengalaman siswa ke took buku
Waktu                         : 2x35 menit
Keterampilan yang dilatihkan:
·         Melatih pelafalan huruf dan kata
·         Melatihkan membaca dengan intonasi yang benar
·         Pemahaman isi bacaan
Kegiatan pembelajaran
·         Dua atau tiga anak bergiliran diminta membaca teks yang sudah disediakan guru yang berjudul, contoh “Pergi ke Toko Buku” dengan bersuara.
·         Siswa mengamati pembacaan temannya dan memberikan tanggapan. Jika ada anak yang mengatakan belum benar, guru meminta siswa lain mencoba memperbaiki cara membaca. Selanjutnya, secara bersama-sama membaca seperti contoh, terutama cara pelafalan.
Penialian dilakukan selama kegiatan pembelajaran itu menggunakan lembar pengamatan membaca seperti berikut:
Lembar pengamatan membaca bersuara

NO
NAMA SISWA
LAFAL
INTONASI
KENYARINGAN
KRITERIA
A
B
C
D
A
B
C
D
A
B
C
D














   A : baik sekali














    B : baik














    C : cukup














    D : kurang

Contoh penilaian hasil pembelajaran Bahasa Indonesia
Mata pelajaran                                 : Bahasa dan sastra Indonesia
Tema                           : Aneka kegemaran
Unit                             : 1
Kelas/semester            : 1/1
Pertemuan                   : 1
Alokasi waktu             : 2x35 menit
Kompetensi dasar       : membaca cepat
Indikator                     : - dapat menentukan gagasan pokok secara cepat
                                       -dapat menceritakan kembali isi teks secara lengkap
Setelah melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan scenario/kegiatan belajar-mengajar yang direncanakan, guru melakukan penilaian, misalnya dengan cara berikut:
Penilaian hasil:
1.      Sebutkan gagasan pokok teks bacaan tersebut!
2.      Ceritakan kembali isi teks bacaan dengan kalimat sendiri
1.      Format penilaian untuk menemukan gagasan pokok secara cepat
Nama
Kecepatan
Ketepatan (10-100)
1.      Tina


2.      Toni


3.      Tini



1.      Format penilaian untuk menceritakan isi teks secara lengkap
Aspek
Descriptor
Skor (10-100)
Kelengkapan isi
Semua informasi penting terwadahi dalam paragraph yang dikembangkan

Keaslian pengungkapan
Paparan tidak mencotoh teks asli


Dinyatakan dalam Depdiknas ( 2003 ) bahwa perekaman kompetensi pada saat berlangsungnya PP dapat dipandang sebagai pengukuran proses, sedangkan apabila hal itu dilakukan sesudah berakhirnya PP dipandang sebagai pengukuran produk/hasil. Ada sejumlah alat/instrument yang dapat digunakan untuk melakukan penilaian dalam pembelajaran bahasa Indonesia, secara garis besar digolongkan 2 macam, yaitu nontes ( bukan tes ) dan tes.

B. Teknik Penilaian Pembelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar: Tes dan Nontes
Ada sejumlah alat/instrumen yang dapat digunakan untuk melakukan penilaian dalam pembelajaran bahasa Indonesia, secara garis besar digolongkan dalam 2 macam, yaitu tes dan nontes ( bukan tes ). Pada bagian unit ini dituntut memiliki kompetensi membuat instrumen tes dan dan nontes dalam penilaian pembelajaran bahasa Indonesia SD. Berikut akan diuraikan mengenai:
1.      Teknik tes dalam penilaian pembelajaran bahasa Indonesia SD.
2.      Teknik nontes dalam penilaian pembelajaran bahasa Indonesia SD.
Melalui pembacaan, pengkajian ( individu dan atau kelompok ) dengan memanfaatkan berbagai fasilitas yang tersedia ( CAI dan atau VCD ), dan pemahaman materi subunit 2 ini, diharapkan memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai penilaian pembelajaran bahasa Indonesia SD, khususnya mengenai nontes dan tes, serta dapat mengaplikasikannya dalam melaksanakan tugas sebagai guru.
Penilaian Pembelajaran Bahasa Indonesia SD
Secara garis besar, alat penilaian yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi atau data-data  mengenai siswa yang dinilai, dibedakan atas teknik tes dan nontes. Bentuk soal ujian yang dipergunakan dapat objektif, esai ( nonbjektif ) atau tugas-tugas tertentu yang sebaiknya dilakukan siswa diluar jam pembelajaran bergantung pada kompetensi hasil belajar yang akan diukur.
Dinyatakan Alwi ( 2005, Handout Desain Instruksional ) langkah pokok kegiatan evaluasi hasil belajar/penilaian meliputi:
1.      Menyusun rencana penilaian, yaitu:
a.       Merumuskan ntujuan penilaian, sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai dan indikator.
b.      Menetapkan ranah yang akan dievaluasi kognitif, apektif, dan psikomotor.
c.       Menentukan teknik penilaian: tes/nontes.
d.      Menentukan bentuknya: objektif atau esai.
e.       Menyusun alat pengukuran dan penilaian.
f.       Menentukan tolak ukur, norma/kriteria penilaian.
g.      Menentukan frekuensi kegiatan penilaian.
2.      Menghimpun data, yaitu: melaksanakan pengukuran dan penilaian melalui tes, wawancara, atau dengan cara lain.
3.      Melakukan verifikasi/penelitian data untuk menyaring data ( memisahkan data yang baik dan yang buruk ) sebelum diolah lebih lanjut.
4.      Mengolah dan menganalisis data, yaitu memberi makna terhadap data yang sudah diperoleh, dapat dilakukan menggunakan statistic atau tidak.
5.      Menginterpretasi dan menyimpulkan data yang sudah dianalisis, yaitu: verbalisasi dari makna yang terkandung dalam data yang telah diolah dan dianalisis, selanjutnya dibuat kesimpulan bedasarkan tujuan yang ingin dicapai.
6.      Data hasil evaluasi yang sudah disusun, diatur, diolah, dianalisis, dan disimpulkan, sehingga diketahui ‘ maknanya’ , selanjutnya guru/evaluator dapat menentukan kebijakan yang akan ditempuh: siswa lulus/ tidak lulus, naik/tidak naik kelas, perlu remidi atau pengayaan, dan peringkta siswa.
Salah satu ciri soal yang bermutu baik adalah soal itu dapat membedakan setiap kemampuan siswa. Semakin tinggi kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah diajarkan, maka semakin tinggi pula peluang menjawab benar soal yang menanyakan materi yang telah diajarkan itu. Semakin rendah kemampuan siswa dalam memahami materi yamg telah diajarkan, maka semakin kecil pula peluang menjawab benar suatu soal yang menanyakan materi yang telah diajarkan. Syarat soal yang bermutu baik adalah bahwa soal harus ashih ( valid ), dan handal ( riliabel ). Sahih maksunya bahwa setiap alat ukur hanya mengukur satu dimensi/aspek saja. Handal maksudnya bahwa setiap alat ukur harus dapat memberikan hasil pengukuran yang tepat, cermat, dan ajek.
Pengguanan berbagai teknik dan alat itu harus disesuaikan dengan tujuan melakukan penilaian, waktu yang tersedia, sifat tugas yang dilakukan siswa, dan banyaknya/jumlah materi waktu yang sudah disampaikan.
Teknik penilaian dalam uraian ini secara garis besar meliputi 1. Nontes dalam nilai pembalajaran bahasa Indonesia 2. Tes dalam penilaian pembalajaran bahasa Indonesia. Seperti dinyatakan oleh McDonald 1999, ada dua macam evaluasi pengajaran, yaitu evaluasi hasil dan evaluasi proses.
1.                  Teknik Tes dalam Penilaian Pembalajaran Bahasa Indonesia
Tes adalah suatu cara untuk melakukan penilaian yang berbentuk tugas yang harus dikerjakan siswa untuk mendapatkan data tentang nilai prestasi siswa yang dapat dibandingkan dengan siswa lain atau dari nilai standart  yang ditetapkan (Nurgiantoro, 201 :58).
Menurut Sudjiono (2005:66) tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penelitian. Menurut Anderson (dikutip suparman 2001) tes adalah serentetan pertanyaan, latihan, atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok.  Dari berbagai pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa tes merupakan suatu bentuk penilaian dalam cara pemberian tugas atau pertanyaan yang harus dikerjakan oleh siswa. Jawaban yang diberikan siswa dianggap sebagai informasi terpercaya yang mencarminkan kemampuannya. Informasi tersebut merupakan masukan yang penting untuk menilai siswa. Perangkat tugas yang diberikan kepada siswa itulah dikenal dengan tes atau instrument tes.
Jika alat penilaian yang berupa teknik nontes lebih banyak berurusan dengan data-data kualitatif, teknik tes sebaliknya justru lebih banyak menyangkut data-data kuantitatif data-data itu biasanya berupa angka atau skor yang melambangkan tingkat kemampuan tertentu siswa yang dites.
Jenis tagihan yang berupa tes antara lain berupa pertanyaan lisan di kelas, kuis, ulangan harian, tes formatif, ujian blok, tes sumatif\ujian semester, tugas individual, dan tugas kelompok yang dikerjakan diluar jam pembelajaran, pertanyaan lisan dikelas dan ulangan harian dapat berwujud pertanyaan-pertanyaan yang menjadi bagian proses pembelajaran,  baik yang ditunjukkan kepada individu maupun kelompok, atau ulangan /latihan setelah berakhirnya suatu materi pembelajaran tertentu dalam waktu yang relative pendek.
Pemilihan jenis ujian tergantung pada kompetensi dasar, indikator, materi pokok pembalajaran, dalam pengalaman belajar yang akan diuji. Indikator yang meminta siswa melakukan kegiatan berbahasa secara langsung atau lisan yaitu; menyimak, membaca bersuara, dan berbicara , lebih tepat diuji melalui perintah dikelas dan ulangan harian dengan tes performansi. Adapun indicator yang menuntut kemampuan berfikir, yang dapat diuji melalui ujian tertulis tepat dilakukan dengan ujian formatif dan sumatif. Indicator yang meminta siswa melakukan kegiatan berbahasa tulis yang membutuhkan waktu banyak, misalnya mengarang, membuat synopsis cerpen, membuat laporan kegiatan.
Tes dapat dibedakan menjadi berbagai macam, berdasarkan jumlah individu tes dapat dibedakan menjadi tes individual dan tes kelompok. Berdasarkan jawaban yang dikehendaki yang diberikan siswa, tes dibedakan ke dalam tes tes perbuatan (jawaban berupa perilaku atau tindakan) dan tes verbal (jawaban berupa kata-kata atau kalimat lisan ataupun tulisan). Berdasarkan penyusunnannya, dibedakan tes standar (tes yang sudah disetandarkan) dan tes buatan guru (tes yang dibuat oleh guru). Berdasarkan bentuknya dibedakan tes objektif dan tes esai.
Bentuk Tes
Secara garis besar bentuk tes atau soal ujian dibedakan menjadi 3 bentuk yaitu, 1. Tes objektif 2. Tes non objektif 3. Tes perbuatan. Tes bentuk objektif mengacu pada pengertian bahwa jawaban siswa diperiksa oleh siapapun dan kapanpun akan menghasilkan sekor yang kurang lebih sama karena tes objektif hanya memiliki satu jawaban alternative yang benar. Tes esai menunjuk pada pengertian bahwa cara pensekoran hasil pekerja siswa dipengaruhi oleh subjek pemeriksa. Tes perbuatan menuuntut siswa melakukan aktifitas tertentu dan penilaiannya dilakukan dengan cara mengamati performansi berbahasa siswa. Namun, sebelumnya harus sudah dipersiapkan kriteria penilaian agar pengukuran terhindar dari subjektifitas.
1.                  Bentukl Tes Objektif
Tes bentuk objektif dapat berupa tes benar salah, pilihan ganda, menjodahkan dan isian singkat. Jawaban tes objektif bersifat pasti dikhotomis. Hanya ada satu kemungkinan jkawaban yang benar dan siapapun yang mengoreksinya akan sama.
Sebagai alat pengukur hasil belajar siswa, tes objektif mempunyai kelebihan dan kelemahan. Tes objektif dapat memanfaatkan bahan-bahan yang akan diteskan lebih banyak dan menyeluruh daripada tes esai, hanya memungkinkan adanya satu jawaban yang benar, penilaian objektif, sifat reabilitas penilaiannya tinggi, sangat mudah dikoreksi karena hanya menyocokkan jawaban siswa. Adapun kelemahannya : penyusunan tes objrktif membutuhkab waktu yang relative lebih lama, disamping membutuhkan penelitian, kecermatan dan kemampuan kusus dari pihak guru. Disamping itu, tingkatan aspek koknitif yang diungkapkan sebagian besar hanya berupa tingkatan dasar : ingatan dan pemahaman atau sedikit penerapan.
Macam Tes Objektif
Jenis tes objektif yang banyak digunakan orang adalah tes jawaban benar -salah ( true-false), pilihan ganda (multiple choise), isian (kompletion) dan penjodohan (matching)
a.                  Tes benar-salah
Bentuk tes terdiri dari sebuah pernyataan yang mempunyai dua kemungkinan benar atau salah.
Contoh:
1.      B – S  bahasa Indonesia termasuk rumpun ustronesia (ingtan)
2.      B- S kalimat ‘anak itu sellu pakai hem ‘ adalak kalimat gabung bertingkat bertingkat dengan kalimat menduduki fungsi objek.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan benar –salah.
1.                  Pernyataan jangan terlalu kompleks (berisi beberapa konsep sekaligus yang mungkin kurang berkaitan).
2.                  Pernyataan jangan mengutip apa adanya ( kutipan secara verbatim )dari buku karena akan menimbulkan kecenderungan siswa menghafalkan buku secara verbalistis.
3.                  Jumlah pernyataan yang benar dan yang salah haruus seimbang, separuh benar dan separuh salah, untuk mengatasi adanya kemungkinan siswa yang hanya menjawab benar atau salah semua secara asal.
4.                  Kemungkinan jawaban benar dengan pola-pola tertentu harus dihindari, misalnya B-SB-S-B-S, BBSS-BB-SS, atau B semua kemudian S semua atau sebaliknya.
Penentuan skor siswa dapat dilakukan dengan dua macam cara, yaitu dengan rumus tanpa tebakan, S=R S: skor, dan R (right= jawaban betul). Jadi, untuk memperoleh skor siswa kita hanya menghitung jumlah jawaban yang betul. Rumus tebakan, S=R-W (wrong/jawaban salah). Jadi, kita menghitung jawaban betul kemudian dikurangi jawaban yang salah.
Kelebihan tes benar-salah
-                                             Baikuntukmengkur recall
-                                             Dapat mencakup bahan yang luas
-                                             Mudah untuk sekoring dan mudah menyusunnya
-                                             Waktu yang digunakan untuk mengerjakan soal tidak lama
-                                             Instrksi mudah dipahami
Kelemahan tes benar-salah
-                                          Adakemungkinan terjadi tebakan
-                                          Untuk mengukur hal-hal yang tes book
-                                          Saran-saran penyusunn tes benar –salah
- Hindari bentuk kalimat atau ungkapan seperti yang terdapat pada buku teks atau bacaan
- Hindari penggunaan kalimat yang luas dan umum
- Usahakan jumlah soal yang benar dan yang salah seimbang
b.               Tes pilihan ganda
Tes pilihan ganda merupakan suatu bentuk tes yang paling banyak dipergunakan dalam dunia pendidikan.tes pilihan ganda terdiri atas sebuah pernyataan atau kalimat yang belum lengkap yang kemudian diikuti oleh sejumlah pernyataan atau bentuk yang dapat digunakan untuk melengkapinya dari sejumlah “pelengkap” tersebut, hanya satu yang tepat, yang lain merupakan pengecoh ( distractors). Kelebihan dan kelemahan tes objektif pilihan ganda tak berbeda halnya dengan kelebihan dan kelemahan tes objektif. Hanya saja tes objektif pilihan ganda dapat digunakan untuk mengukur kemampuan tingkat tinggi (pemahaman, analisis dan sintesis), yaitu dengan memberikan sebuah pernyataan kasus, dan pilihan jawaban berupa pemecahan kasus tersebut.
Untuk menyusun tes ini dengan baik, berikut ada saran yang perlu diperhatikan.
1.      Pernyatan pokok (stem) hendaknya hanya berisi satu permasalahan.
2.      Tiap satu butir soal hanya ada satu alternatife jawaban yang paling tepat.
3.      Semua alternatif jawaban yang disediakan harus mempunyai hubungan gramatikal yang benar atau sesuai dengan pernyataan.
4.      Panjang tiap option hendaknya kurang lebih sama adanya option yang jauh lebih panjang atau pendek akan mudah ditebak sebagai jawaban yang benar atau salah.
5.      Hindari pemberitahuan jawaban yang benar secara tidak langsung yang mungkin terlihat pada butir-butir soal berikutnya.
6.      Jumlah jawaban benar untuk masing-masing option kurang lebih sama, dan hindari adanya: jawaban benar yang berpola tertentu.
Kelebihan Tes Pilihan Ganda
-     Dapat untuk menelti secara efektif kemampuan siswa membuat tafsiran, melakukan pemilihan,mendiskriminasikan, menentukan pendapat-pendapatnya, menarik kesimpulan.
-     Cara penilaian mudah, cepat dan obyektif.
-     Dapat mengukur berbagai macam tujuan pengajaran dan proses mental yang tinggi.
-     Mencakup seluruh bahan.
Kelemahan Tes Pilihan Ganda
-     Sulit menyusunnya dan memerlukan banyak waktu
-     Tidak dapat dipergunakan untuk mengukur kecakapan mahasiswa dalam mengorganisasikan bahan.
c.                Tes isian
Tes isian, melengkapi, atau menyempurnakan merupakan suatu bentuk tes objektif yang terdiri atas pernyataan yang sengaja dihilangkan sebagian unsurnya, sengaja dibuat secara tidak lengkap. Bentuk Tes melengkapi tidak harus disusun kalimat per kalimat, namun dapat juga terdiri atas sebuah wacana yang kemudian dihilangkan sejumlah bagiannya.
Dalam penyusunan tes isian ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
1)      Tiap satu pernyataan yang berisi tempat kosong yang harus dijawab siswa hanya berisi satu kemungkinan jawaban yang benar.
2)      Pemberian tempat kosong/ttik-titik sebaiknya sama panjang agar tidak menimbulkan penafsiran tertentu pada pihak siswa.
3)      Tempat kosong sebaiknya tidak ditempatkan di awal kalimat karena hal itu kurang mendorong lancarnya pemikiran siswa.
Kelebihan Tes Isian
-     Baik untuk menilai emampuan mengingat
-     Untuk menilai pengetahuan siswa tentang istilah
-     Tidak akan terjadi jebakan jawaban
kelemahan Tes Isian
- Sekoring tidak benar-benar obyektif
- Sering membingungkan siswa
- Pengukuran terbatas pada recall (mengingat kembali)
D.        Tes menjodohkan 
Dalam tes bentuk menjodohkan, siswa dituntut untuk memasangkan, mencocokan, atau menghubungkan anatara dua pernyataan yang disediakan. Pernyatan biasanya diletakkan dalam dua lajur, kiri dan kanan, lajur kiri berupa pernyataan pokok (stem) atau pertanyaan, sedang lajur kanan merupakan “jawaban” atas pernyataan dilajur kiri.
Kelebihan Tes Menjodohkan
-     Baik untuk mengukur kesanggupan siswa dalam memberikan informasi tentang fakta.
-     Penyusunan soal lebih mudah.
-     Jawaban subjektif dan scoring mudah.
KelemahanTes Menjodohkan
- lebih banyak menitikberatkan kepada fakta daripada pengertian.
- lebih banyak menitik beratkan kepada kesanggupan menyusun fakta dari pada menerapkan prinsip.
2.               Bentuk tes esai
Tes esai atau dikenal juga dengan tes uraian adalah bentuk pertanyaan yang menuntut jawaban siswa dalam bentuk uraian. Dikatakan oleh Niko (1993) bahwa dalam tes bentuk esai siswa dituntut berpikir dan mempergunakan apa yang diketahuinya yang berkenaan dengan pertanyaan yang harus dijawab. Tes ini disebut juga tes subjektif karena jawaban siswa dan penilaiannya yang tidak luput dari unsure subjektivitas. Dikatakan oleh Sudjiono (2005:100) ada beberapa karakteristik tes esai, yaitu:
a.       Berbentuk pertanyaan atau perintah yang menghendaki jawaban berupa uraian.
b.      Bentuk pertanyaan atau perintah itu menuntut siswa untuk memberikan penjelasan, komentar, membandingkan, uraian lain.
c.       Jumlah butir soal biasanya tidak banyak.
d.      Pembuatan soalnya lebih mudah dibandingkan tes objektif.
e.       Penilaiannya lebih sulit dibandingkan tes objektif.
Tes esai memiliki kelebihan, selain mudah disusun, tepat untuk menilai proses berpikir yang melibatkan aktivitas kognitif tingkat tinggi, melatih siswa berpikir secara jelas dan runtut, kurang memberikan kesempatan siswa berspekulasi, penyusunannya cepat, dan pembiayaannya murah. Adapun kelemahan tes esai diantaranya karena tes ini hanya dapat mencakup sedikit bahan sehingga kadar validitas dan reliabilitas tes esai rendah, menurut Niko (1993) hal itu merupakan kelemahan pokok. Rendahnya kadar validitas dan reliabilitas disebabkan (i) terbatasnya sampel bahan yang diteskan yang mewakili seluruh bahan, (ii) jawaban yang diberikan siswa sangat variatif, dan (iii) penilaian yang dilakukan sangat subjektif.
Kelebihan Tes Esai
- Tes ini baik untuk mengukur kemampuan membandingkan, merangkum,membedakan, menggambarkan dan menilai.
- Dapat mengembangkan kemampuan mengemukakan pendapat
- Dapat mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan kreatif.
- Tidak bias menebak jawaban.
- Relative mudah menyusunnya.
Kelemahan Tes Esai
-                                             Pemberian scoring kurang obyektif
-                                             Nilai reabilitas rendah
-                                             Ada pengaruh subyaktif
-                                             Pokok bahasan yang diujikan terbatas
-                                             Dlam mengerjakan tiap butir soal memerluka waktu yang cukup lama.
3.               Bentuk tes performansi
Tes perbuatan atau performansi berbahasa, yaitu untuk mengetahui kemampuan siswa mempergunakan bahasa dalam berkomunikasi atau menampilkan aktivitas berbahasa dan berapresiasi sastra. tes perbutan yakni tes yang penugasannya disampaikan dalam bentuk lisan atau tertulis dan pelaksanaan tugasnya dinyatakan dengan perbuatan atau penampilan. Penilaian tes perbuatan dilakukan sejak siswa melakukan sejak siswa melakukan persiapan, melaksanakan tugas, sampai dengan hasil akhir yang dicapainya, untuk menilai tes perbuatan pada umumnya  diperlukan sebuah forma pengamatan yang bentuknya dibuat sedemikian rupa sehingga guru dapat menuuliskan angka-angka yang diperolehnya pada tempat yang sudah disediakan.
Bentuk instrument perbuatan berbahasa untuk menilai keterampilan berbahasa siswa lebih menitik beratkan aktifitas berbahasa lisan, yang antara lain ditengarai adanya  bentuk indicator : berpidato, bercerita, mengemukakan tugas, atau menceritakan kembali secara lisan. Bentuk tes ini dapat berupa tugas berpidato, melakukan wawancara, bercerita  menceritakan kembali secara lisan.
4. Teknik Nontes dalam Penilaian Pembelajaran Bahasa Indonesia
Instrument nontes diantaranya dapat berupa
1.                  fortofolio
fortofolio adalah kumpulan pekerjaan siswa, penilaian fortofolio pada dasarnya adalah penilaian pada karya-karya siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Semua tugas penulisan yang dikerjakan siswa dalam jangka waku tertentu. Misalnya satu semester dikumpulkan lalu dilakukan penilaian. Sebagai mana ditunjukkan dalam tugas-tugas menulis dan atau tes isai dalam penilaian hasil belajar Bahasa Indonesia. Siswa diharapkan untuk berunjuk kerja secara aktif, produktif, lewat bahasa tulis. Kemampuan menulis tersebut merupakan salah satu setandar kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan penilaian portopolio,
1.      karya yang dikumpulkan benar-benar merupakan karya siswa yang bersangkutan.
2.      karya siswa yang dijadikan contoh pekerjaan yang akan dinilai haruslah mencerminkan perkembangan kemampuan dan mewakili.
3.      kriteria yang dipakai untuk menilai portofolio haruslah telah ditetapkan sebelumnya.
4.      siswa diminta menilai secara terus-menerus hasil portopolionya.
5.      perlu dilakukan pertemuan dengan siswa yang dinilai.
  1. lembar observasi
beberapa hal yang perlu dilakukan dalam penyiapan tugas ini antara lain sebagai berikut :
1.      memilih tugas tertentu yang menuntut siswa menampilkan kemampuan berbahasanya secara langsung misalnya tugas berpidato dan bercerita.
2.      siapkan bahan yang mendukung pelaksanaan tugas misalnya rekapan pita radio dan televise, teks tertulis yang sesuai dengan kondisi siswa.
3.      tulis rambu-rambu atau aspek-aspek yang akan diamati dan dinilai misalnya dalam bentuk pedoman dan tentukan bobot tiap aspek.
Obserfasi adalah suatu kegian yang dilakukan guru untuk mendpatkan informasi tentang siswa dengan cara mengamati tintanglaku dan mengamati kegiatan selama obserfasi berlangsung. Dalam kegiatan obserfasi perlu dipersiapkan format pengamatan, yang berisi 1. perilaku-perilaku atau kemampuan y6ang akan dinilai 2. batas waktu pengamatan.
Kegiatan obserfasi memerlukan waktu yang lebih lama sehingga pelaksanaan kegiatan pengamatan secara berkali-kali terutama yang berstruktur dengan menciptakan situasi kusus, kiranya kurang evisien. Pelaksanaan pengamatan yang terkondisi sebaiknya sekali saja. Kegiatan pengamatan sangat diperlukan oleh karena  itu para guru hendaknya memanfaatkan pengumpulan informasi penilaian melalui kegiatan pengamatan atau teknikal tes pada umumnya.
  1. wawancara
teknik wawancara diperlukan guru untuk tujuan mengungkapkan atau mengejar lebih lanjut tentang hal-hal yang dirasa guru kerang jelas informasinya sebelum menentuknan teknik dan alat penilaian penulis soal perlu menetapkan terlebih dahulu tujuan penilaian dan KD yang hendak diukur. Setelah menentukan tujuan penilaian dan pokok bahasan yang sangat penting, langkah berikutnya adalah menentukan jumlah soal setiap pokok bahasan atau materi dan penyebaran soalnya . untuk mempermudah dalam pelaksanaannya, perhatilkan langkah-langkah berikut
1.      menentukan tujuan penilaian.
2.      menentukan kompetensi yang akan diujikan sesuai dengan tujuan penilaian.
3.      menentukan materi, pokok bahasan penting.
4.      menentukan jumlah butir soal yang akan diujikan.
5.      menentukan proporsi soal atau jumlah butir soal pada tengah dan akhir semester.
6.      menentukan proporsi soal atau jumlah butir soal pada setiap pakok bahasan atau pembelajaran.
7.      menentukan penyebaran butir soal yang diurutkan dari soal nomer 1 sampai dengan nomer terkhir.
8.      menentukan perilaku yang akan diukur pada setiap materi yang akan diukur.
9.      merumuskan indikatornya secara tepat.
10.  menuliskannya kedalam format kisi-kisi tes.
Langkah pengembangan kisi-kisi adalah
1.                                          menulis tujuan pembelajaran
2.                                          menyusun daftar materi pokok pembel;ajaran yang akan diujikan
3.      menentukan pilian pengalaman belajar yang kemungkinan dapat dilaksanakan siswa.
4.      menentukan indicator.
5.      menentukan jumlah soal setiap materi pembelajaran.
Kisi-kisi itu sendiri disusun dapat untuk tes tengah semester, akhir semester atau tes yang lain, untuk tes kemampuan berbahasa yang bersifat terpadu misalnya, dapat disusun kisi-kisi untuk mengukur kemampuan mendengan dan membaca, berbicara dan membaca, membaca dan menulis dan lain-lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar