PERHITUNGAN
NILAI RTA-RATA (MEAN)
- Nilai Rata-rata
1. Pengertian Nilai Rata-rata
Adalah merupakan
penjelasan kelompok yang didasarkan nilairata-rata dari kelompok tersebut.
Maka individu-individu yang mewakili kelompok itu diharapkan tidak
terjadi penyimpangan yang ekstrem sehingga bisa mewakili ( representatif) dari
kelompok atau populasi / obyek penelitian Teknik statistik untuk menjelaskan
nilai rata-rata pada kelompok ini disebut tendency central (gejala
pusat) dapat menggunakan tekhnik yaitu modus,
median, mean
2. Sifat Nilai Rata-rata
a. Modus
: Digunakan bila peneliti ingin cepat memberikan penjelasan kepada
kelompok dengan hanya
mempunyai data yang populer pada kelompok saja. Teknik ini kurang
teliti karena
merupakan penghitungan kasar.
b. Median :
Digunakan bila ada data yang ektrem dalam kelompok
c. Mean
: Digunakan bila dalam kelompok itu mempunyai data yang
merata.
namun demikian agar pembaca memberikan interpretasi sendiri maka ketiga
tekhnik
tersebut digunakan semua dan hasilnya juga disajikan semua .
3. Menghitung Data Modus, Median,
Mean
a. Data tunggal
a. Data tunggal
Modus (data tunggal)
Merupakan tekhnik penjelasan kelompok yang dilaksanakan atas niai yang sedang
populer ( yang
sedang menjadi mode) atau yang sering muncul dalam kelompok tersebut.
Contoh Data kualitatif:
1. Kebanyakan pemuda Indonesia merokok
2. Kebanyakan tentara berambut pendek
Contoh Data Kuantitatif
Hasil pencatatan umur pegawai di kanor X adalah sbb ( dalam tahun).
20, 45, 60, 56, 45, 45, 20, 19, 57, 45, 45, 51, 35.
Rumus
MO = b+p ( bi )
bi + b2
Keterangan
:
MO = Modus
b = batas bawah klas interval dengan
frekuensi terbanyak
p = panjang klas interval
b1 = frekuensi pada klas modus (frekuensi pada klas
interval
terbanyak) dikurangi frekuensi klas interval
terdekat
sebelumnya
b2 = frekuensi klas modus dikurangi frekuensi klas
interval
berikutnya
.
Median
Merupakan salah satu tekhnik pejelasan kelompok yang didasarkan atas
nilai tengah dari kelmpok
data yang telah disusun urutannya dari terkecil sampai terbesar atau
sebaliknya. Mis kelompok umur
sbb;
19, 20, 20, 35, 45, 45, 45, 45, 45, 51, 56, 57,60. n ganjil
180, 171, 170, 167, 166, 165, 164, 160, 147, 145, cm (TB )
Bila n genap maka nilai dibagi dua sehingga
166 +165 = 165,5 artinya tinggi badan
rata-rata
kelompok 2 itu = 165,5
Mean
merupakan pejelasan kelompok yang didasarkan atas nilai rata-rata dari kelompok tersebut . Rata-rata
merupakan pejelasan kelompok yang didasarkan atas nilai rata-rata dari kelompok tersebut . Rata-rata
(
mean ) dapat dihitung dengan menjumlah data seluruh individu dalam kelompok
itu kemudian dibagi
n sehingga rumus
sbb.
Mε = Σ X i
n
Ket : Mε = Mean ( rata-rata )
Σ
= Epselon ( jumlah )
Xi = Nilai x
ke 1 sampai ke n
n = jumlah individu / sampel/
responden
Contoh : tinggi badan ( cm ) (90 +120+160+60+180+190+90+180+70+160) : 10
Mε = 1300 : 10 =
130. Mε
harus mewakili individu artinya data jangan terjadi
penyimpangan
yang ektrem .
yang ektrem .
b.Range(rentang)
Rentang merupakan ukuran despersi (
penyimpangan )
yang paling sederhana karena hanya
melibatkan 2 nilai
dalam distribusi . Yaitu nilai terbesar
dan terkecil. Range
merupakan gambaran kasar tentang
besarnya variasi
sehingga dengan range saja belum
bisa mengetahui variasi
yang sebenarnya
Contoh :
- Distribusi berat badan dengan range yang sama tetapi mean berbeda
- Range berbeda tapi mean sama
B. Rataan hitung
Rataan hitung seringkali disebut sebagai ukuran pemusatan atau
rata-rata hitung. Rataan hitung juga dikenal dengan istilah mean dan
diberi lambang .
1.
Rataan
data tunggal
Rataan dari sekumpulan data yang banyaknya n adalah jumlah data dibagi dengan banyaknya data.Rataan = atau Keterangan:
= jumlah data
n = jumlah data
= data ke-iUntuk lebih jelasnya, pelajarilah contoh soal berikut ini
Rataan dari sekumpulan data yang banyaknya n adalah jumlah data dibagi dengan banyaknya data.Rataan = atau Keterangan:
= jumlah data
n = jumlah data
= data ke-iUntuk lebih jelasnya, pelajarilah contoh soal berikut ini
Contoh soal
Dari hasil tes 10 siswa kelas XI diperoleh data: 3, 7, 6, 5, 3, 6, 9, 8, 7, dan 6. Tentukan rataan dari data tersebut.
Dari hasil tes 10 siswa kelas XI diperoleh data: 3, 7, 6, 5, 3, 6, 9, 8, 7, dan 6. Tentukan rataan dari data tersebut.
Penyelesaian:
2. Rataan dari data distribusi
frekuensi
Apabila data disajikan dalam tabel distribusi frekuensi maka rataan dirumuskan sebagai berikut. atau Keterangan:
= frekuensi untuk nilai
= data ke-i
Apabila data disajikan dalam tabel distribusi frekuensi maka rataan dirumuskan sebagai berikut. atau Keterangan:
= frekuensi untuk nilai
= data ke-i
3. Mean data bergolong
Rata-rata untuk data bergolong pada hakikatnya sama dengan menghitung rata-rata data pada
distribusi frekuensi tunggal dengan mengambil titik tengah kelas sebagai .
Rata-rata untuk data bergolong pada hakikatnya sama dengan menghitung rata-rata data pada
distribusi frekuensi tunggal dengan mengambil titik tengah kelas sebagai .
Contoh soal
Tentukan rataan dari data berikut ini.
Tentukan rataan dari data berikut ini.
Berat badan (kg)
|
frekuensi
|
40 – 44
|
1
|
45 – 49
|
6
|
50 – 54
|
10
|
55 – 59
|
2
|
60 – 64
|
1
|
Penyelesaian:
Berat badan (kg)
|
titik tengah (xi)
|
fi
|
fixi
|
40 – 44
|
42
|
1
|
42
|
45 – 49
|
47
|
6
|
282
|
50 – 54
|
52
|
10
|
520
|
55 – 59
|
57
|
2
|
114
|
60 – 64
|
62
|
1
|
64
|
·
rataan =
·
Jadi, rataannya adalah 51.
Selain dengan cara di atas, ada cara lain untuk menghitung rataan yaitu dengan
menentukan rataan sementara terlebih dulu sebagai berikut.
a. Menentukan rataan sementaranya.
b. Menentukan simpangan (d) dari rataan sementara.
c. Menghitung simpangan rataan baru dengan rumus berikut ini.
d. Menghitung rataan sesungguhnya.
Selain dengan cara di atas, ada cara lain untuk menghitung rataan yaitu dengan
menentukan rataan sementara terlebih dulu sebagai berikut.
a. Menentukan rataan sementaranya.
b. Menentukan simpangan (d) dari rataan sementara.
c. Menghitung simpangan rataan baru dengan rumus berikut ini.
d. Menghitung rataan sesungguhnya.
C. PENGOLAHAN DATA
Dalam kegiatan
pengolahan data hasil pengukuran konsentrasi terletak padaperhitungang alat
ukur s
yang harus menyertai hasil ukur x. galat ukur ternyata tidakhanya ditimbulkan oleh perangkat
pengukuran sebagai galat sistematis,tetapi juga olehdinamika besaran maupun proses pengukurannya.
Ada dua hal penyebab dinamika besaran yang diukur :
yang harus menyertai hasil ukur x. galat ukur ternyata tidakhanya ditimbulkan oleh perangkat
pengukuran sebagai galat sistematis,tetapi juga olehdinamika besaran maupun proses pengukurannya.
Ada dua hal penyebab dinamika besaran yang diukur :
1. Fluktuasi nilai besaran
terhadap waktu
Terdapat banyak sekali besaran yang berubah-ubah terhadap waktu, sehinggapengukurannya tidak
mungkin menghasilkan nilai tunggal. Contoh : tekanan dan suhu
udara yang selalu berubah besarnya setiap saat. Bila tekanan udara merupakan salah satubesaran yang
menentukan dalam eksperimen, pengukurannya harus dilakukan berulangulang, dari awal sampai akhir
percobaan. Contoh lain adalah pengukuran tegngan listrik dari PLN, setiap saat besarnya berfluktuasi.
Terdapat banyak sekali besaran yang berubah-ubah terhadap waktu, sehinggapengukurannya tidak
mungkin menghasilkan nilai tunggal. Contoh : tekanan dan suhu
udara yang selalu berubah besarnya setiap saat. Bila tekanan udara merupakan salah satubesaran yang
menentukan dalam eksperimen, pengukurannya harus dilakukan berulangulang, dari awal sampai akhir
percobaan. Contoh lain adalah pengukuran tegngan listrik dari PLN, setiap saat besarnya berfluktuasi.
2. Formula ideal dalam
perhitungan
Ada besaran misalnya luasan penampang suatu benda, tidak memiliki cara pengukuran secara langsung
maupun tak langsung. Luasan harus diukur melalui suatuperhitungan. Katakanlah penampang yang akan
diukur adalah penampang seutas kawat yang berbentuk lingkaran, luasnya (L) dapat dihitung dengan
mengukur diameter (D) kawat kemudian memasukkannya ke dalam formula : L = ¼ p D2.
Ada besaran misalnya luasan penampang suatu benda, tidak memiliki cara pengukuran secara langsung
maupun tak langsung. Luasan harus diukur melalui suatuperhitungan. Katakanlah penampang yang akan
diukur adalah penampang seutas kawat yang berbentuk lingkaran, luasnya (L) dapat dihitung dengan
mengukur diameter (D) kawat kemudian memasukkannya ke dalam formula : L = ¼ p D2.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar